Brawijaya V Jadi Mualaf Ternyata HOAX
Jakarta (PoinPenting) - Manipulasi sejarah adalah pembodohan yang TSM, sebagai cara orang-orang Arab menguasai Nusantara yang masyarakatnya begitu sengkretis.
Semgkretisme yang eksis dan terus tumbuh dalam Masyarakat Nusantara inilah yang dimanfaatkan oleh orang-orang Arab untuk menipu pemikiran luhur bangsa Nusantara.
Memanipulasi sejarah memang pekerjaan orang-orang Arab yang terus ingin menguasai Nusantara, mereka ingin kita menjadi bangsa yang kerdil, sehingga mereka mudah membodohi kita, seolah mereka menjadi lebih berkuasa daripada kita Bangsa Nusantara sendiri, yang peradabannya jauh lebih bagus dari peradaban Arab, bahkan dunia sekalipun.
Meng-Aneksasi wilayah dengan penyesatkan sejarah bangsa, adalah hal yang juga dilakukan Belanda, sehingga VOC dapat mengeruk kekayaan kita. Oleh karena itulah, Duo AS (Arab Saudi dan Amerika - makanya mereka saling dukung di 212) mengikuti cara-cara Belanda,
Baca juga : Memaknai Ramalan Sabdo Palon
Sejak terasa akan adanya pergerakan Pemuda Boedi Oetomo menuntut Kemerdekaan NKRI mulai tercium oleh pihak mereka. Mereka pun menyusun strategi tersebut.
Baca juga : Memaknai Ramalan Sabdo Palon
Sejak terasa akan adanya pergerakan Pemuda Boedi Oetomo menuntut Kemerdekaan NKRI mulai tercium oleh pihak mereka. Mereka pun menyusun strategi tersebut.
Mereka ingin menguasai SDA kita, untuk kemakmuran bangsa mereka (Duo AS). Sehingga dengan segala macam cara (machiavellian), sampai beraninya mereka mengklaim, bahwa mereka adalah "Pembela Tuhan" - sementara kalau mereka sembahyang, mereka masih meminta perlindunganNYA.
Rekayasa Cerita Brawijawa V masuk Islam :
- Versi 1 - Seolah berdasarkan "Babad Tanah Jawi" bahwa, Prabu Brawijaya V telah memeluk agama Islam, sehingga di akhir kejayaan, Majapahit menjadi kerajaan Islam. Dengan merekrontruksi fragmen : Prabu Brawijaya V menyatakan akan memeluk agama Islam, pada saat kedatangan dua tamu besar, Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain di Istana Majapahit saat masih berkuasa.
- Versi 2 - Syekh Maulana Malik Ibrahim (ulama asal Turki) dan Raja Cermain datang untuk mengenalkan Agama Islam kepadanya, dalam rombongan itu terdapat Dewi Sari, putri Raja Cermain dari Campa yang cantik jelita. Setelah mendengar penjelasan kedua tamunya, Brawijaya V bersedia menjadi mualaf asalkan bisa menikahi Dewi Sari.
- Versi 3 - Syekh Maulana Malik Ibrahim menasihati Raja Majapahit tersebut agar mengurungkan niatnya menjadi pemeluk Islam, jika hanya karena untuk dapat mengawini Dewi Sari. Pada akhirnya Syekh Maulana Malik Ibrahim bersama rombongan ulama asal Turki tersebut pamit pergi meninggalkan Majapahit tanpa membawa hasil.
- Versi 4 - Upaya untuk mengislamkan Prabu Brawijaya V ini pun juga dilakukan keluarganya sendiri mulai dari permaisurinya, Ratu Dewi Dwarawati yang merupakan seorang muslimah hingga anak-anaknya sendiri dan para selirnya yang beragama Islam.
- Versi 5 - Seolah berdasarkan "Serat Darmogandul" Brawijaya V di akhir kekuasaannya diislamkan oleh Sunan Kalijaga. Setelah kepergian Sabda Palon dan Naya Genggong, maka Prabu Brawijaya V di akhir kekuasaannya diislamkan oleh Sunan Kalijaga.
Sementara Sabda Palon dan Noyo Genggong bukanlah sosok manusia, olehkarenanya orang-orang yang mengerti, mengatakan bahwa mereka berdua hanya sebuah gelar, bukan sosok manusia an sich.. Jadi tidak mungkin mati :)
Brawijaya V Gagal di-Islamkan oleh :
- Ratu Dewi Dwarawati Sang Permaisuri yang mempunyai anak Ratu Ayu Handayaningrat, Dewi Chandrawati, Raden Jaka Peteng, Raden Gugur (Sunan Lawu Argopura), dan Panembahan Brawijaya Bondhan Surati selalu berulang kali mengajak Brawijaya V untuk memeluk Islam tapi selalu gagal.
- Raden Rahmat alias Sunan Ampel (suami Dewi Chandrawati), menantunya, juga tidak mampu meluluhkan ketegaran Brawijaya V untuk mempertahankan agama lamanya.
- Syekh Jamaluddin Jumadil Kubra, seorang Ulama Besar dari Bukhara (Rusia Selatan), juga pernah mencoba berdakwah kepada sang Raja, namun tidak berhasil.
- Raden Arya Damar (Adipati di Palembang), putra mahkotanya sendiri yang juga gagal mengislamkan Brawijaya V.
- Pangeran Jimbun alias Raden Patah anak Brawijaya V dari selir Dewi Kian yang kerap berdakwah kepada kanjeng Ramanya, tetapi selalu mengalami kegagalan.
- Ketegaran Prabu Brawijaya ditenggarai karena saktinya dua penasihatnya, yakni Sabda Palon dan Naya Genggong yang selalu mendampinginya, dan mencegahnya untuk masuk Islam.
Baca juga : Memaknai Ramalan Sabdo Palon
Catatan :
Sunan Kalijaga adalah menantu Sunan Ampel, menikah dengan Dewi Khafshah (putri Sunan Ampel dengan Dewi Chandrawati). Olehkarenannya Sunan Kalijaga masih cucu Sang Prabu Brawijaya V.
Catatan Penting :
- Leluhur kita yang Sengkretis dan Berbudi Luhur, kalahnya hanya oleh tipu muslihat kaum munafik.
- Agar saatnya Sabdo Palon dan Naya Genggong menagih janji, kita-kita anak cucu tidak lagi dapat tertipu oleh muslihat kaum munafik tersebut yang berbaju Agama.
- Tidak pernah diceritakan dalam sejarah, saat kita di Sekolah dahulu, bahwa masuknya Islam ke Tanah Jawa ternyata menyimpan cerita yang sungguh luar biasa kasarnya.
Tujuan Mereka Memanipulasi Sejarah :
- Agar mereka dapat menyebut Majapahit sebagai Kesultanan, yang pada kenyataannya hingga kini, Majapahit tetap sebagai Kerajaan, dan bukan Kesultanan.
- Jika mereka berhasil mengatakan bahwa Majapahit adalah Kesultanan, maka mereka akan mengatakan bahwa perjuangan yang ada di Nusantara adalah perjuangan Islam, jadi tidak salah kalau mereka akan mendorong diberlakuannya "Piagam Jakarta"
- Pada kenyataannya hingga kini, masih banyak Kesultanan Besar, yang sebenarnya mereka hanya berpura-pura sebagai kesultanan. Karena masuknya Islam saat itu begitu kejamnya.
Baca juga : Memaknai Ramalan Sabdo Palon
Catatan Penting :
Jadi ini adalah perbuatan Radikalis, ciptaan Duo AS
Sumber : Dari berbagai sumber
Foto : Istimewa